21/08/2020 – Sejumlah pihak menilai deklarasi yang dilakukan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat melanggar protokol kesehatan yang digaungkan Pemerintah. Baik tokoh-tokoh yang terlibat hingga masyarakat berdiri berhimpitan dan banyak yang tidak menggunakan masker. Padahal masker itu merupakan salah satu protokol kesehatan yang disarankan Pemerintah kepada masyarakat agar dapat terhindar dari virus Covid-19. Disamping itupun, banyak yang menilai bahwa KAMI hanya sekedar gerakan politik dari tokoh-tokoh yang terlibat sebagai deklatornya.
Sekjend PP Hikmahbudi, Bebin Adi Dharma, mengatakan hingga saat ini belum ditemukan urgensi dibentuknya KAMI. Tetapi jika dilihat gerakan KAMI ini sangat bermuatan politis. Apalagi, lanjut Bebin, acara deklarasi yang dilaksanakan itu mengindahkan protokol kesehatan.
“Yang perlu diperhatikan saat deklarasi para peserta dan tokoh yang hadir tidak mengindahkan protokol kesehatan. Semestinya semua pihak harus bergotong-royong menyelesaikan masalah yang ditimbulkan pandemi Covid-19”, ujar Bebin Adi Dharma.
Senada dengan Bebin, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) Imanuel Cahyadi mengatakan peserta aksi saling berhimpitan. Padahal, saat ini keselamatan jiwa sendiri yang menjadi prioritas dari ancaman virus Sars-Cov-2 yang menyebabkan Covid-19. Dia menyayangkan sikap tokoh-tokoh yang seharusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat justru memperlihatkan hal sebaliknya.
“Kita menyayangkan deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi tidak menerapkan protokol kesehatan. Padahal, saat ini keselamatan jiwa sendiri yang menjadi prioritas dari ancaman virus Covid-19. Ini justru malah kontradiktif dengan protokol atau protap pemerintah yang dikeluarkan, termasuk protokol dari Gubernur DKI yang memperpanjang PSBB transisi”, ujar Imanuel.
Saat ini, menurut dia, justru yang penting ditumbuhkan adalah semangat yang positif dan optimis. Jangan membawa publik memiliki semangat yang sifatnya justru pesimis terhadap kemajuan bangsa kedepan.
Ditempat terpisah, Koordinator Aksi Kesatuan Aksi Milenial Indonesia, Ali Ibrahim, mengatakan deklarasi KAMI hanya untuk memprovokasi masyarakat dan memecah belah bangsa untuk membenci pemerintah saja. Selain itu kegiatan deklarasi KAMI cenderung tidak mengindahkan physical distancing sebagai wujud upaya pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Publik kini semakin bertanya, niat dibalik munculnya KAMI ditengah seluruh stakeholder sedang fokus menangani pandemi Covid-19. Jangan sampai, KAMI hanya dijadikan wadah bagi para tokoh oposisi menjatuhkan Presdien Joko Widodo secara inskonstitusional.
(artikel oleh Agus Abisin Apituley/Pemerhati Politik dan Sosial)