12/09/2020 – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, mengatakan gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) merupakan gerakan untuk menyelamatkan demokrasi dari ancaman minimnya kritik terhadap Pemerintah. Ia meminta masyarakat untuk menghargai kemunculan KAMI sebagai kelompok yang menyampaikan kritik kepada Pemerintah.
“Kita harus hargai. KAMI ini kan bisa menjadi upaya untuk mengkritik kebijakan-kebijakan Pemerintah yang dirasa rakyat kurang pas,” kata Fadli Zon.
Namun Pengamat Komunikasi Politik, Emrus Sihombing, malah berpikir sebaliknya. Ia menilai bahwa kemunculan KAMI tidak dapat dikatakan sebagai upaya menyelamatkan Indonesia. Narasi yang disampaikan KAMI, menurut Emerus juga tidak jelas dan masih abstrak. Bahkan dirinya mengatakan bahwa Pemerintah secara mudah dapat menjawab tuntutan yang disampaikan saat Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) mendeklarasikan diri.
“Delapan tuntutan itu masih mengawang dan abstrak. KAMI tak memiliki power untuk menagih delapan tuntutan itu kepada Pemerintah,” ujar Emrus. Menurut dia, Pemerintah dengan mudah bisa mematahkan semua tuntutan yang disampaikan KAMI dengan mengatakan bahwa semuanya telah terwujud.
“KAMI akan mengalami kesulitan untuk mengukur capaian pemerintah merujuk kepada delapan tuntutan tersebut. Lagipula jika ingin memiliki legitimasi untuk merubah kondisi bangsa, sebaiknya KAMI berubah menjadi partai politik saja,” ujarnya.
KAMI pun juga mendapatkan berbagai penolakan dari berbagai elemen masyarakat di berbagai daerah. Sejumlah elemen masyarakat diketahui melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak kehadiran KAMI didaerah mereka. Penolakan itu didasari bahwa KAMI merupakan gerakan politik yang berpotensi memecah belah bangsa. (DS)