JAKARTA – Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terus menerus mendapatkan pertentangan dari masyarakat. Tidak hanya karena mengganggu Pemerintah dan rakyat yang sedang fokus dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 saja, tetapi juga dinilai publik malah akan membuat polarisasi masyarakat semakin luas. Sebab tokoh-tokoh yang tergabung dengan koalisi itu banyak pihak yang sejak lama bersebrangan dengan Pemerintah.
Penolakan dari sejumlah elemen masyarakat, disinyalir karena narasi yang disuarakan KAMI dianggap tidak menjawab berbagai persoalan yang muncul ditengah kehidupan masyarakat. Sepeti Aliansi Pembela Tanah Air (APETA) di Kota Tegal. Mereka secara tegas menolak keberadaan koalisi Din Syamsuddin cs.
Koordinator APETA, Imam Kharomain, menilai bahwa semestinya KAMI hadir bukan mengkritik Pemerintah, melainkan ikut membantu menyelesaikan berbagai persoalan. Tetapi yang dilihat masyarakat KAMI hanya gerakan politik yang ingin mengacaukan kondisi politik Indonesia.
“Satu-satunya aksi menyelamatkan Indonesia dengan solusi di saat kondisi pandemi seperti ini hanyalah persatuan dan kesatuan dari semua elemen masyarakat guna memberi dukungan yang kuat kepada Pemerintah,” ujar Imam.
Imam pun juga menyebut bahwa narasi perjuangan yang disuarakan KAMI tidak jelas. Bahkan, dikatakan Imam, berbagai pernyataan yang disampaikan tokoh-tokoh KAMI tidak mendasar, dan hanya ingin menyudutkan Pemerintah. “Narasi perjuangan yang disampaikan KAMI tidak berdasar da tidak jelas. Mereka kan hanya bertujuan untuk menjatuhkan Pemerintah,” katanya.
Ditempat terpisah, Masyarakat Peduli Boyolali (MPB), melakukan aksi unjuk rasa untuk menolak hadirnya KAMI di wilayah Boyolali. Perwakilan MPB, Agus Priyanto, mengatakan provokasi yang dilakukan KAMI tidak sejalan dengan upaya MPB untuk menjaga harmonisasi masyarakat di wilayah Boyolali. Agus Priyanto khawatir KAMI malah menciptakan kegaduhan yang menyebabkan kondusivitas keamanan di Boyolali malah terganggu.
“Jelas lah warga Boyolali menolak KAMI hadir dan memprovokasi masyarakat. KAMI hanya akan mengganggu suasana kondusif yang sudah terjaga selama ini,” tandas Agus.
Maka dari itu, Agus bersama dengan MPB mengajak seluruh masyarakat, khususnya di Boyolali untuk menolak berbagai macam provokasi, termasuk dari KAMI, dan lebih fokus menanggulangi pandemi Covid-19. Hal itu dianggap lebih masuk akal ketimbang bergabung dengan kelompok-kelompok yang ingin memecah belah bangsa. (NM)