Oleh : Rahmat Soleh )*
Pemerintah saat ini sedang fokus menangani Covid-19 yang masih terus terjadi. Kendati demikian, semua pihak perlu diimbau untuk aktif dalam mendukung penanganan Covid-19 tersebut, termasuk pers dan milenial.
Pakar Komunikasi Marshall McLuhan pernah menyebutkan bahwa Pers memiliki peran sebagai the extended man, yaitu penghubung satu tempat dengan tempat lain dan peristiwa satu dengan peristiwa lain pada momentum bersamaan. Sedangkan kelompok milenial memiliki fungsi sebagai agent of change, moral force dan control social. Kelompok ini juga dinilai memiliki kreatifitas yang sangat tinggi dan analisa yang tajam.
Oleh karena itu, keduanya memiliki peran penting dalam mendukung penanganan pandemi covid-19 yang masih terus digalakkan oleh pemerintah. Keduanya memiliki peran sebagai agen untuk menyosialisasikan informasi bahkan memberikan edukasi yang berkaitan dengan protokol kesehatan maupun perkembangan terupdate tentang covid-19.
Sebelumnya Gugus Tugas Nasional juga mengedepankan kolaborasi dan sinergi pentaheliks dalam percepatan penangaanan virus corona. Salah satu pentahelix tersebut adalah peran pers dalam menyampaikan informasi dan edukasi masyarakat.
Peran pers tentu diharapkan akan berujung pada perubahan perilaku masyarakat dalam menyikapi pandemi. Gunawan Permadi selaku pemimpin redaksi Suara Merdeka mengatakan, persoala ini tidak hanya pada kesadaran terhadap konteks kesehatan, tetapi juga mengubah perilaku. Pihaknya juga berfokus untuk membangun persepsi masyarakat dari sisi kultur atau budaya dan sosial.
Di sisi lain ia berpendapat bahwa untuk mengantisipasi berita yang keliru, adalah dengan cara mendapatkan informasi yang sebanyak mungkin. Harapannya agar informasi yang bersifat kurang tepat atau mengarah kepada hoaks dapat ditenggalamkan.
Apalagi media massa tentu memiliki peran sebagai rujukan bagi masyarakat untuk mengonfirmasi kebenaran informasi yang mereka terima.
Pada kesempatan berbeda, Ikatan Pers Mahasiswa (IPMJ) mengajak seluruh komponen pers dan kaum milenial untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran sempat menggelar acara Silaturahmi dan Hasupa Hasundau bersama Generasi Milenial.
Pertemuan yang diselenggarakan dengan memperhatikan protokol kesehatan Covid-19 tersebut diikuti oleh para generasi milenial yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HIMA), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Pengurus Mahasiswa (DPM) dari sejumlah perguruan tinggi di Palangkaraya.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur mengutarakan bahwa penanganan sektor kesehatan terkait dengan Covid-19 dan pemulihan ekonomi akibat pandemi harus dapat dikendalikan secara beriringan dan terpadu sebagaimanaarahan dari Presiden RI Joko Widodo.
Keterlibatan anak muda khususnya kaum milenial dalam menangani masalah covid-19 tentu bukan tanpa alasan. Usia mereka adalah usia yang optimal untuk menciptakan sebuah perubahan, karena mereka mempunyai energi yag paling besar, waktu yang longgar, serta visi idealisme tentang perubahan yang tinggi. Maka wajar, jika generasi milenial-lah yang menjadi agen penggerak di hampir setiap perubahan besar di dunia ini.
Jika kita ingat salah satu kalimat bapak proklamator “beri saya 10 pemuda, maka aku akan guncangkan dunia” pernyataan ini telah meneguhkan kembali akan peran besar pemuda di setiap masanya, dari era revolusi kemerdekaan menuju reformasi hingga era milenial yang saat ini telah memasuki kehidupan new normal. Oleh karena itu, peran penting pemuda dalam mengusung perubahan sebagai garda terdepan dalam mengkampanyekan gerakan untuk penanggulangan wabah corona tentu senantiasa ditunggu oleh segenap jiwa manusia manapun di belahan dunia ini.
Kini wajah dunia memang sudah mulai berubah, di dalam tantanan kehidupan baru ini, generasi milenial sangat mudah untuk menggerakkan opini tentang kesehatan, mereka memiliki power untuk bisa menyebarluaskan info tentang protokol kesehatan melalui kanal-kanal media sosial yang ada.
Generasi milenial juga memiliki karakter digital native atau orang yang hidup dengan teknologi digital. Apalagi di tengah situasi new normal, dimana selayaknya elemen pemuda yang ada di masyarakat turut berperan aktif sebagai motor penggerak dalam menggaungkan protokol kesehatan guna pencegahan virus corona.
Fakta yang terjadi pada tingkat grass root (akar rumput) menunjukkan bahwa masyarakat kini jarang lagi menerapkan protokol kesehatan seperti aktifitas cuci tangan maupun penggunaan masker.
Dalam masalah inilah pers dan pemuda khususnya kaum milenial memiliki peran sebagai social control dengan beragam ide, gerakan ataupun inovasi kegiatan terkait dengan pencegahan atau kampanye promosi kesehatan demi menghalau ledakan jumlah pasien positif covid-19
)* Penulis aktif dalam Pertiwi Media