Masyarakat Tetap Semangat Gunakan Masker

0 0
Read Time:2 Minute, 43 Second

Oleh : Perwitarani )*

Pemakaian masker saat awal pandemi sangat rapat. Namun ketika kita sudah berbulan-bulan mengenakannya, ada yang melepas karena berbagai alasan. Padahal ketidakdisiplinan masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan adalah salah satu penyebab melonjaknya jumlah pasien corona.

Di Indonesia, jumlah pasien corona bisa mencapai 3.000 orang per hari. Hal ini sangat miris karena Rumah Sakit jadi penuh sesak oleh orang yang terserang virus covid-19. Harapan akan berakhirnya pandemi selama 1 bulan masih menggantung. Saat kita ingin mengakhiri masa kegelapan ini, hanya ada 1 cara. Meningkatkan kedisplinan dalam memakai masker.

Mengapa harus masker? Karena hanya masker yang bisa menghalangi masuknya droplet orang lain ke tubuh kita. Apalagi jika ia adalah orang tanpa gejala, jika menularkan penyakt akan sangat bahaya. Masker penting untuk memproteksi diri. Jangan hanya memakai face shield lalu melepaskan masker karena alasan pengap dan lain-lain, karena perlindungannya kurang maksimal.

Beberapa minggu ini terjadi penurunan dalam penggunaan masker dan tidak seketat di awal pandemi. Orang awam mengira corona sudah pergi. Jadinya mereka melepas masker karena tidak bebas bernapas. Padahal pandemi belum berakhir sama sekali, karena masih ada pasien covid, dan vaksinnya juga belum beredar secara resmi.

Razia masker juga belum terlalu efektif, karena jika tidak ada aparat, mereka akan melepasnya. Denda dan sanksi dianggap kurang memberatkan. Padahal nominal dendanya cukup besar, bisa 250.000 rupiah. Jadi yang dipentingkan saat ini adalah cara meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memakai masker dan menaati protokol kesehatan.

Bagaimana cara meningkatkan kesadaran masyarakat? Jika denda kurang ampuh, maka bisa dengan cara yang agak ekstrim. Jika ada warga yang tidak pakai masker, maka dihukum dengan menyuapi ODGJ (orang dengan gangguan jiwa). Bisa juga dengan hukuman lain, dengan masuk ke dalam peti mati untuk merenungi kesalahannya. Hal ini agar mereka jera dan tak mengulanginya.

Masker sangat penting dipakai. Apalagi Dokter Reisa menyatakan bahwa efektivitas penggunaan masker baru berlaku ketika ada minimal 70% orang yang memakainya dalam 1 lingkungan. Maka pemakaian masker sangat diperlukan, agar tidak ada lagi penularan corona. Lagipula masker kain harganya murah dan bisa didapatkan di toko maupun online shop.

Masker kain lebih disarankan daripada masker bedah, karena masyarakat selama ini salah paham. Masker bedah hanya boleh digunakan oleh dokter dan petugas kesehatan lain. Seringkali orang awam pakai masker bedah tapi dikenakan berminggu-minggu, padahal masker jenis itu hanya sekali pakai. Karena bahannya relatif lebih mudah rusak daripada masker kain.

Masyarakat bisa memilih masker kain yang memiliki 3 lapisan dan di dalamnya diselipkan tisu sebagai filter. Jadinya, udara yang tersaring akan lebih bersih. Pilih masker kain dengan model tali, karena bisa lebih membuat nyaman saat dipakai dan tidak seketat masker yang dikaitkan di telinga. Pilih masker kain yang menyerap keringat dan ganti 4 jam sekali.

Pemakaian masker sangat penting dan lebih penting lagi perawatannya. Setelah sampai rumah, segera cuci dengan air hangat. Masker kotor tidak efektif dalam melawan droplet, jadi kebersihan masker harus diutamakan. Belilah minimal selusin masker kain. Di dalam tas, bawa 3-4 helai masker untuk cadangan, sekaligus diberi kepada mereka yang tak memakaninya.

Ingatlah pepatah ‘lebih baik mencegah daripada mengobati’. Lebih baik mencegah corona dengan disiplin memakai masker, daripada merana karena tertular virus covid-19. Apalagi biaya pengobatannya sangat mahal, jika tak punya BPJS. Masker juga harganya sangat terjangkau, jadi tak ada alasan untuk tak memakainya.

)* Penulis adalah warganet tinggal di Bandung

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
%d bloggers like this: