18/10/2020 – Konspirasi gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terus mendapatkan kritikan sejumlah pihak. Terlebih pasca penangkapan beberapa aktivis serta simpatisan KAMI yang terbukti melakukan aksi provokasi, fitnah, dan menebar hasutan kepada masyarakat untuk menolak UU Cipta Kerja.
Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Kapitra Ampera menilai semua upaya yang dilakukan KAMI hanya untuk merebut kekuasaan dari Presiden Joko Widodo. Mereka memanfaatkan suara buruh untuk ciptakan kegaduhan dan timbulkan konflik di masyarakat. Ini gerakan apa? Ini gerakan politik yang memperkosa kata-kata moral. Mereka ini ingin merampas kedaulatan presiden hari ini,” ujar Kapitra.
Disamping itu, KAMI juga dinilai hanya memprovokasi rakyat dan melakukan kejahatan terhadap negara. Masak kita mendukung birahi kekuasaan. Itu orang yang ambisius yang ingin mendapatkam kekuasaan tapi dengan mengorbankan rakyat,” tuding Kapitra. Kalau mau merebut kekuasaan, lanjutnya, disarankan agar Gatot Nurmantyo membangun infrastruktur politik, dengan membentuk partai politik dan berkompetisi.
Pengacara sekaligus CEO Cyber Indonesia Muannas Alaidid penangkapan terhadap sejumlah petinggi KAMI oleh Bareskrim Polri bukan atas dasar beda pendapat. Ia meyakini demonstrasi dan menyampaikan pendapat itu dijamin oleh hukum.
Muannas menganggap KAMI sering menjadikan aturan kebebasan berpendapat sebagai tameng. Selama ini, ia memantau anggota atau petinggi KAMI beraksi atas dasar hal itu. “Jadi tidak pas pelaku tindak pidana berlindung di balik kebebasan berpendapat, modusnya selama ini kan selalu begitu untuk membela diri,” ujar Muannas.