Oleh : Timoty Kayame )*
Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) kembali melakukan aksi saat turun gunung. Ada 1 nyawa melayang pada peristiwa naas tersebut. Kekejaman KKSB disesali oleh masyarakat, karena mereka tega menembak warga asli Papua. Mereka geram karena KKSB selalu membuat onar dan mengorbankan saudara sesukunya sendiri.
Terjadi tragedi berdarah di Distrik Ilaga. Satu orang meninggal karena kena tembakan anggota kelompok kriminal separatis bersenjata. Korban jiwa bernama Atanius Murib, sementara Amanus Murib sedang kritis. Atanius Murib tidak terselamatkan karena mengeluarkan terlalu banyak darah.
Pusat Penerangan TNI menyatakan bahwa tersangkanya diduga dari KKSB. Karena mereka melakukan intimidasi dan pemaksaan terhadap warga sipil, agar mau mengikuti jejaknya untuk memberontak. Tentu saja masyarakat asli Papua tak mau melakukannya, lalu KKSB marah dan menembak dengan ngawur, karena merasa tidak dapat dukungan dan perlindungan.
Disinyalir hal ini jadi salah satu modus KKSB untuk melakukan drama playing victim. Sehingga mereka mengaku tidak melakukan penembakan dan dunia internasional mengira bahwa tersangkanya adalah anggota TNI, karena mereka punya senjata. Padahal KKSB-lah tersangka sebenarnya, dan mereka punya senapan yang didapatkan dari pasar gelap.
Aksi KKSB selalu jadi sorotan karena mereka selalu menggunakan kekerasan untuk mendapatkan kemauannya. Mereka pamer kemampuan menembak dan bahkan tega membuat tameng hidup dari warga asli Papua, saat akan menyerang aparat. Masyarakat makin antipati dan tidak mau sama sekali mendukung baik KKSB maupun OPM.
Bukan kali ini saja anggota KKSB kumat menembaki dengan brutal. Ada berbagai kejadian lain, mulai dari tragedi Istaka Karya yang memakan korban banyak orang, sampai tingkah mereka yang menembak mobil dinas TNI. Padahal mobil itu datang dengan tujuan memberi bantuan logistik.
KKSB juga bergerilya keluar masuk hutan perawan Papua, dan sayangnya untuk alasan regenerasi, mereka merekrut para remaja. Mereka yang sudah putus sekolah dirayu untuk ikut join dan mendapatkan senjatanya sendiri. Padahal daripada capek dan bergerilya, lebih baik mencari kerja atau berdagang apa saja untuk menyambung hidup.
Selain itu, masyarakat juga diharap waspada agar tidak mengindahkan kampanye KKSB di media sosial. Mereka biasa bergerilya di Facebook dan melakukan provokasi agar seluruh warga Papua mendukung OPM. Karena bagi mereka Indonesia adalah penjajah. Warga Papua tentu tak percaya karena mereka lebih cinta NKRI daripada republik papua barat yang tidak sah.
Masyarakat Papua juga tidak mau untuk diajak mengibarkan bendera bintang kejora sebagai kebanggan dari OPM dan republik Papua Barat. Karena tentu mereka tak mau dianggap mendukung kelompok separatis. Seluruh warga asli Papua sangat cinta dan bangga jadi bagian dari NKRI.
Memang jelang ulang tahun OPM tanggal 1 desember, anggota KKSB memang lebih sering ‘turun gunung’ dan keluar dari sarang persembunyian mereka. Lalu mereka menakut-nakuti masyarakat sipil dengan senjata api dan senjata tajam. Tujuannya agar makin banyak yang ikut merayakan ulang tahun OPM dan mendukung merdekanya Papua.
Aparat semakin berjaga agar tidak ada lagi korban jiwa maupun korban luka akibat serangan KKSB. Mereka lebih ketat dalam berpatroli dan menerjunkan lebih banyak personel. Tujuannya agar mencegah KKSB berbuat onar kembali, sehingga keadaan di Bumi Cendrawasih aman dan damai.
Kekejaman KKSB makin membuat masyarakat marah karena mereka tega menembak saudara sesukunya sendiri, sampai ia terbunuh. Karena merasa intimidasinya kurang kejam. Tingkah KKSB makin ngawur dan berkampanye baik di dunia nyata sampai dunia maya, agar makin banyak warga sipil Papua yang mendukung organisasi papua merdeka.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Palangkaraya