24/11/2020 – Kelompok Kriminal Separatisme Bersenjata (KKSB) di Papua terus melancarkan berbagai penyerangan. Tidak hanya kepada petugas keamanan, kelompok yang berafiliasi dengan OPM ini juga menyerang warga lokal. Maka tidak sedikit masyarakat, yang merasa ketakutan akan kemunculan kelompok kriminal tersebut.
Kondisi ini diutarakan oleh Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal. Ia menyebut penyerangan yang dilakukan KKSB tidak hanya mengakibatkan korban luka saja, tetapi juga terdapat korban jiwa. Menurut Kamal, Salah satunya kejadian penembakan terhadap Pdt. Yeremia Zanambani.
Kamal menambahkan, ada video yang diduga merupakan aksi teror dari KKB yang tersebar di media sosial. Video itu semakin membuat masyarakat ketakutkan. “Pada video yang beredar di media sosial, di mana KKB melakukan aksi teror di Bandara Sugapa, dalam video yang berdurasi 5 menit ini masyarakat yang berada di sekitar lokasi berhamburan untuk menyelamatkan diri,” ujar Kamal.
Lanjut Kamal, aksi kelompok separatisme di Papua sudah tidak lagi dapat ditolerir. Mereka sangat kejam melakukan penyerangan. “Kami sangat prihatin dengan aksi kebiadapan KKB dimana telah melakukan pelanggaran HAM, di saat warga ingin hidup damai dan sejahtera di tanah ini KKB telah buat ketakutan dan apa yang mereka lakukan tersebut sudah tidak dapat ditolerir lagi,” tegasnya.
Aksi penyerangan terhadap warga sipil oleh KKSB kembali terulang. Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan, penembakan terhadap dua warga sipil kembali terjadi dan dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Kedua korban yakni Amanus Murib dalam kondisi kritis. Sementara Atanius Murib meninggal dunia.
Peristiwa itu terjadi di Distrik Sinak menuju Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. “Dari informasi yang beredar dan analisa sementara, pelaku penembakan diduga KKB. Aksi brutal KKB ini bermotif intimidasi kepada masyarakat karena tidak mendapat dukungan dari masyarakat setempat,” kata Suriastawa.
Suriastawa menambahkan, aksi KKB kepada warga asli Papua ini disinyalir sebagai upaya untuk memutarbalikkan fakta dengan menuduh aparat keamanan sebagai pelakunya.