Oleh : Raavi Ramadhan )*
FPI lagi-lagi jadi headline karena ada anggota mereka yang terbukti masuk jaringan teroris. Penemuan terbaru ini membuat masyarakat makin ingin organisasi massa tersebut dibubarkan saja. Karena terorisme, radikalisme, dan separatisme akan merusak keutuhan dan kerukunan antar umat di Indonesia.
Tahun 1998 FPI berdiri dan mereka baru meresmikan nama organisasinya saat itu, karena sebelumnya di era orde baru susah untuk mendirikan ormas dengan tujuan khilafiyah. Sejak didirikan, FPI selalu jadi bahan pembicaraan, karena bertindak serampangan dengan sweeping tanpa ada izin dari kepolisian. Mereka juga berceramah dengan hate speech dan membuat masyarakat jadi resah.
Polisi menemukan fakta terbaru tentang FPI. Mereka yang mengaku membela umat, ternyata masuk dalam jaringan terorisme, di seluruh Indonesia. Total ada 37 orang anggota ormas tersebut yang ternyata pernah bergabung dengan jaringan separatis lain, seperti MIT dan JAD. MIT adalah jaringan separatis yang sempat viral karena ada anggotanya yang tega mengambil nyawa orang lain hanya karena berbeda keyakinan.
Dari 37 anggota FPI itu, mereka pernah tertangkap oleh polisi, karena berbagai kasus. Ada yang diketahui pernah menyembunyikan gembong teroris Noordin M Top, ada yang jadi tersangka karena membuat bom dan melaksanakan peledakan, dan ada yang mengambil senjata ilegal dari jaringan separatis di Filipina. Lalu, ada pula anggota FPI yang ditangkap karena ikut pelatihan militer GAM di Aceh.
Fakta ini membuat masyarakat terkejut, karena FPI gagal melaksanakan janjinya untuk membela umat. Nyatanya mereka malah menyakiti umat, karena tega membuat bom dan meledakkan Kedutaan Besar. Padahal di dalam tempat itu ada orang Indonesia yang jadi pegawai, dan sasaran mereka adalah orang asing. Sehingga sama saja menyakiti saudara sebangsa setanah air.
Ketika ada pengeboman di rumah ibadah, maka FPI menunjukkan intoleransi, karena tidak pernah menghormati umat dengan keyakinan yang lain. Padahal Indonesia adalah negara dengan multi-agama. Mengapa anggota FPI membenci umat dengan keyakinan yang berbeda? Apa salah mereka sehingga harus merasakan ketakutan akan rusaknya rumah ibadah?
Padahal Nabi Muhammad saja berdakwah dengan sangat lembut. Bahkan ada riwayat beliau menyuapi seorang yang buta, setiap hari, padahal keyakinannya berbeda. Seharusnya FPI meniru model dakwah seperti ini dan tidak sembarangan mengecap orang lain dan memusuhi umat agama lain tanpa sebab yang jelas.
Dulu saat mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) masih hidup, ajaran pluralisme digaungkan. Seluruh warga negara Indonesia hidup rukun tanpa memandang SARA. Namun sayang sekarang ada pihak seperti FPI yang bertindak ngawur dan mengobarkan permusuhan, serta terbukti melakukan terorisme dan separatisme. Karena mereka ngotot ingin mendirikan negara khilafiyah.
FPI memang selalu memaksakan kehendak untuk membuat negara khilafiyah, sehingga mau-mau saja berafiliasi dengan jaringan terorisme. Padahal ketika merdeka tahun 1945, Indonesia adalah negara pancasila dan bhinneka tunggal ika. Sehingga mereka tidak bisa membuat khilafiyah seenaknya sendiri.
Jika ingin membuat negara khilafiyah, maka sudah tergolong separatisme. Karena FPI terbukti memberontak dan ingin mengubah pancasila. Mereka juga terbukti berkali-kali melawan aparat, padahal polisi dan tentara adalah penjaga Indonesia. Separatisme dan terorisme adalah 2 kasus berat yang membuat oknum tersebut mendapat hukuman yang berat.
Jangan ada lagi yang membela FPI karena mereka terbukti intoleran, separatis, dan memiliki jaringan dengan kelompok teroris. Untuk apa bersimpati kepada ormas yang tidak menunjukkan kecintaan terhadap Indonesia? Yang ada malah mereka mencela tiap kebijakan pemerintah dan ngotot ingin mendirikan negara khilafiyah.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Bogor