Oleh : Abner Wanggai )*
Penyelenggaraan PON XX di Papua yang sedianya akan dilangsungkan pada Oktober-November 2020 terpaksa ditunda karana adanya wabah Covid-19. Masyarakat menantikan pelaksanaan ajang olah raga nasional terbesar tersebut karena memberikan banyak kontribusi positif.
Usulan untuk menunda PON 2020 Papua sebenarnya datang dari berbagai pihak, seperti Komisi X DPR RI serta KONI Pusat dan Daerah, setelah mempertimbangkan kondisi yang tengah berkembang saat ini.
Selain PON, Perhelatan Olimpiade Tokyo juga harus ditunda yang semestinya dijadwalkan pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020. Namun pada bulan Maret 2020, pemerintah Jepang dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) memutuskan untuk menundanya.
Langkah tersebut diambil dengan alasan keselamatan karena pandemi virus Corona (Covid-19) tidak mengalami penurunan kasus, Olimpiade Tokyo pun akhirnya ditunda sampai tahun 2021. Rencananya, Olimpiade Tokyo digelar pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Hal ini pun menjadi hal yang terjadi pertama kalinya dalam sejarah 124 tahun penyelenggaraan Olimpiade harus ditunda pada tahun berikutnya.
Bagi Jepang, penundaan tersebut merupakan pukulan telak, karena Negeri Matahari Terbit, sudah sangat siap menggelar perhelatan yang mungkin akan menjadi gelaran Olimpiade paling megah dan monumental.
Panitia Besar (PB) PON Papua memastikan kesiapan menggelar kejuaraan olahraga multicabang terbesar di Indonesia pada 2021. Panitia juga telah menyiapkan tagline “torang bisa” untuk persiapan PON Papua.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima media di Jakarta, pada 1 Januari 2021, bertepatan dengan 300 hari menjelang PON 2021, PB PON juga menggelar Festival Cahaya Papua yang dilakukan bersamaan dengan pergantian tahun 2020 ke 2021 secara virtual. Menurut Ketua Harian PB PON Nasional Yunus Wonda, acara tersebut merupakan pertanda kesiapan Papua untuk menggelar acara olahraga multicabang tersebut.
Untuk Festival Cahaya Papua yang disiarkan secara virtual, Yunus Wonda mengatakan kegiatan itu menjadi yang pertama karena selain dilaksanakan secara virtual, juga set tempat yang unik dan out of the box, dan tentunya menawarkan kekayaan alam di Papua.
Antusiasme masyarakat menonton acara streaming ini terlihat dari respons positif melalui komentar yang memberikan semangat dan dukungan pada PON XX Papua 2021, terlebih apresiasi kepada Papua yang memberikan konten menarik.
Sementara itu, tagline torang bisa! merupakan ungkapan semangat yang tercermin dari kemampuan Panitia PON Papua dalam beradaptasi pada kondisi pandemi. Setiap kegiatan akan selalu mengedepankan protokol kesehatan yang ketat.
Sebelumnya, PB PON juga berupaya agar multievent olahraga di Papua bisa dilaksanakan dengan penonton. Tetapi mereka juga menyiapkan regulasi akan adanya kemungkinan terburuk.
Di mana PON pada tahun 2021 yang akan mempertandingkan 37 Cabor, KONI Pusat sempat mengusulkan agar event multicabang tersebut bergulir tanpa penonton.
Hal tersebut tidak lepas dari kondisi pandemi Covid-19 yang kian mengalami peningkatan kasus. PB PON XX Papua merespons usulan tersebut dengan menyiapkan opsi regulasinya.
Pihak PB PON juga berjanji akan memaksimalkan broadcasting sebagai langkah antisipasi kemungkinan tersebut. Meskipun finalisasi ada tidaknya penonton di PON tergangung dengan keputusan Presiden RI Joko Widodo.
PON di Papua memiliki makna tersendiri bagi atlet cabang olahraga (cabor) memiliki stadion khusus.
Sejak dipertandingkan pada PON 1977 di Jakarta, cabor biliar tidak pernah dipertandingkan di dalam stadion khusus biliard. Biasanya cabor biliard digelar di tempat-tempat yang disulap agar mampu menampung meja biliard untuk berbagai nomor pertandingan.
Bahkan, dalam pertandingan biliard level SEA GAMES pada 1987, 1997 dan 2011 yang diselenggarakan di Indonesia, cabor biliard tidak pernah merasakan aura tuan rumah sesungguhnya.
Sekretaris Jenderal PB Persatuan Olahraga Biliard seluruh Indonesia (POBSI), Robby Suarly, tidak dapat menyembunyikan rasa senang atas pembangunan stadion khusus biliard di Papua.
Fasilitas dalam stadion biliard tersebut juga dilengkapi dengan ruang untuk pemanasan atlet seluas 8 x 32 meter. Dalam ruangan tersebut, telah disiapkan 2 meja pool, 1 meja snooker dan 1 meja Carom, lengkap dengan ruang istirahat atlet.
PON XX Papua adalah perhelatan yang ditunggu oleh masyarakat, khususnya masyarakat Papua yang merasa bangga bahwa bumi cenderawasih akan menjadi tuan rumah event bergengsi yang telah melahirkan berbagai fasilitas penunjang yang kelak dapat dinikmati oleh masyarakat Papua.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta