Oleh : Rebeca Marian )*
PON XX di Papua akan membawa kemajuan, tak hanya di bidang olahraga, tetapi juga di infrastrukturnya. Acara ini juga mendukung program pemulihan ekonomi nasional, karena saat Jayapura dan kota lain ramai oleh kontingen PON, berdampak positif bagi masyarakat Papua. Mereka bisa menjual suvenir, makanan, dan barang lain kepada para atlet.
Pemulihan ekonomi nasional adalah program pemerintah untuk mengembalikan kondisi finansial Indonesia, agar bisa bangkit pasca dihantam badai pandemi. Caranya adalah dengan membangun infrastruktur agar mempermudah mobiltas warga, mengurangi pajak, dan memperingan kredit bagi UMKM.
Salah satu cara memulihkan ekonomi nasional adalah dengan mendukung PON XX di Papua. Lantas apa hubungan antara program ini dengan lomba olahraga? Menurut walikota Jayapura Dr Benhur Tomi Mano, PON adalah even nasional untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Karena ada banyak pengunjung di Papua, mulai dari atlet hingga suporternya.
Dr Benhur melanjutkan, saat menyambut PON, semua harus dipersiapkan. Mulai dari keamanan, ketertiban, kebersihan, fasilitas, hingga objek wisata dan tempat kuliner. Karena para atlet dan official akan bertanding di stadion lalu turut menikmati keindahan alam Papua serta makanan khasnya.
Saat atlet makan di pusat kuliner Papua, biasanya ia mengunggah fotonya di Instagram. Itu akan menjadi promosi gratis, untuk makin mempopulerkan makanan khas Papua. Netizen kan turut mempopulerkan tempat makan tersebut, baik melalui Twitter maupun Instagram. Sehingga konten itu akan makin viral.
Di bumi cendrawasih tidak hanya ada bubur sagu, tetapi juga ada hidangan enak lain seperti kue lontar, ikan bakar, sambal colo-colo, dll. Sehingga netizen akan ikut memperkenalkan kelezatan makanan tradisional Papua tersebut.
Saat pusat kuliner tersebut viral, maka akan diserbu oleh pengunjung, yakni warga Papua. Jika tempatnya ramai, maka pedagang makanan akan untung karena omzetnya naik. Hal ini yang akan mensukseskan pemulihan ekonomi nasional. Karena usaha UMKM seperti warung makan bisa ramai oleh para pelanggan baru. Mereka tak lagi gigit jari karena usahanya sepi saat pandemi.
Selain itu, program pemulihan ekonomi nasional via jalur PON XX terjadi karena penduduk asli Papua semangat berjualan suvenir, bagi para atlet, official, dan supporter. Mereka akan senang karena bisa memborong tas noken, patung suku Asmat, batik khas Papua, ukiran kayu, sampai oleh-oleh yang eksotis seperti sarang semut (untuk obat herbal) dan koteka.
Warganet juga akan memviralkan oleh-oleh khas Papua. Sehingga para pengusaha UMKM melihatnya sebagai peluang emas. Mereka bisa mendistribusikan suvenir unik ini ke berbagai daerah di Indonesia, karena barangnya sudah sangat populer di media sosial.
Banyak pedagang akan senang karena jualannya laku keras, bahkan bisa dikirim ke luar daearh Papua. Saat bisnisnya ramai, maka omzetnya naik. Ia bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dan mmapu bangkit dari suramnya masa pandemi.
Selain itu, sektor pariwisata akan tertolong. Karena mata dunia tertuju pada keindahan alam Papua, yang direkam saat ada pertandingan olahraga. PON menjadi ajang untuk mempromosikan eksotisme Bumi Cendrawasih. Jadi masyarakat tidak hanya tahu ada Raja Ampat, tetapi juga ada Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Danau Sentani, dll. Sehingga pariwisata akan ramai kembali oleh para turis lokal dan asing.
Efek domino positif ini yang diharapkan akan terjadi, saat menyelenggarakan PON XX Papua. Lomba olahraga akan menarik banyak penonton, dan mereka bisa melihat betapa Papua sudah bertransformasi menjadi wilayah yang sangat modern dan cocok dijadikan tujuan wisata.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta