21/09/2020 – Aksi-aksi penolakan terhadap gerakan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) terus berlangsung di berbagai daerah. Umumnya, mereka menilai bahwa koalisi itu tidak semestinya muncul ditengah penanggulangan pandemi Covid-19, sebab cenderung akan menghambat upaya-upaya Pemerintah dalam menghadapi pandemi. Hal itu karena berbagai pernyataan yang disampaikan tokoh-tokoh KAMI hanya untuk kepentingan menyerang Pemerintah.
Maka dari itu, sejumlah masyarakat yang tergabung didalam Katong Peduli Indonesia Nusa Tenggara Timur (NTT), melakukan aksi unjuk rasa menolak kemunculan KAMI di Taman Nostalgia (Tamnos), Kota Kupang. Koordinator aksi, Florianus Sambi Dede, mengatakan kemunculan gerakan sekelompok orang yang menamakan diri KAMI ini menimbulkan kegaduhan politik, yang tentunya memecah belah masyarakat dalam pilihan dan kelompok.
“Hal ini dapat kita lihat fenomena deklarasi Kelompok KAMI, baik pasca Deklarasi KAMI di Jakarta maupun deklarasi KAMI dibeberapa daerah yang memunculkan polemik dan reaksi dari berbagai pihak,” ujar Florianus Sambi Dede.
Kata dia, ditengah pandemi Covid- 19 yang terus memakan korban ini seharusnya menjadi momentum menyatukan semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama agar Negara secepatnya kembali pulih.
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Masyarakat Sejahtera (PERMATERA), Satria Wahab mengatakan, KAMI adalah gerakan yang notabene menyimpang dari nilai-nilai Pancasila dan tidak bersifat nasionalis sehingga condong untuk memecah belah bangsa.
“Hal ini pun juga berdasarkan pandangan serta penilaian masyarakat bahwa gerakan-gerakan kelompok KAMI ini cenderung bersikap politik dengan tujuan mendelegitimasi Pemerintah, dimana situasi tersebut berbanding terbalik dengan narasi gerakan moral yang disampaikan saat deklarasi,” kata Satria.
Maka, PERMATERA menolak dengan keras seluruh rencana kegiatan yang dilakukan oleh kelompok KAMI, karena hanya akan menjadikan pemecah belah bangsa. (GC)