05/10/2020 – Pasca menyatakan mendukung aksi mogok nasional yang dilakukan oleh Serikat Buruh sebagai sikap penolakan terhadap pembahasan RUU Cipta Kerja, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) justru mendapatkan reaksi negatif dari sejumlah pihak.
Pegiat Media Sosial, Denny Siregar, menuding KAMI menunggangi aksi para buruh untuk menolak Omnibus Law. Denny Siregar menilai bahwa KAMI akan terus menggunakan berbagai isu untuk mendapat simpati publik. “Sekarang mau nunggangi aksi menolak Omnibus Law. Jadi paham kan, dimana kita harus berdiri?,” cuitan Denny Siregar di akun twitternya.
Sama dengan Denny Siregar, Direktur Eksekutif Indonesia Political Studies (IPS), Alfarisi Thalib menyesalkan KAMI mencari perhatian publik dan mencari panggung dengan menyatakan dukungan terhadap aksi buruh. Terlebih tokoh yang paling sering muncul mengatasnamakan KAMI, Gatot Nurmantyo.
“Mereka semua hanya dimanfaatkan Gatot untuk menaikkan popularitas dirinya demi tujuan pragmatis yaitu persiapan Pilpres 2024, dengan terus menerus memberi protes kepada pemerintah dan mempropagandakan isu-isu yang sesungguhnya tidak relevan lagi,” kata Alfarisi Thalib.
Alfarisi menyebut, ada sejumlah isu yang dimainkan oleh Gatot. Di antaranya, Omnibus Law RUU Cipta Kerja dan isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). “Isu UU Cipta Kerja, tidak luput ditungganginya, sebagai strategi untuk menarik perhatian,” tegasnya.
Sebelumnya Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko meminta kepada Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) untuk tidak menganggu stabilitas politik di tanah air. Karena bagi Moldoko, jika KAMI menganggu stabilitas politik maka pemerintah akan turun tangan.
“Jangan coba-coba mengganggu stabilitas politik. Kalau bentuknya sudah mengganggu stabilitas politik, semua ada resikonya. Negara punya kalkulasi dalam menempatkan demokrasi dan stabilitas,” ujar Moeldoko.