Oleh : Josua Napitu )*
Papua merupakan bagian tidak terpisahkan dari Indonesia. Mahasiswa Papua sebagai salah satu elemen penting pembangunan pun ikut mendukung kedaulatan NKRI di Papua.
Papua merupakan salah satu daerah yang mendapat perhatian besar Pemerintah. Deputi Komunikasi dan Informasi Badan Intelijen Negara (BIN) mengatakan Wawan Hari Purwanto selaku Deputi Kominfo Badan Intelijen Negara (BIN) memprediksi peluang pemuda-pemuda Papua menjadi pemimpin masa depan Indonesia sangatlah besar.
Dirinya pun merujuk nama seperti Barack Obama, seorang Afro-Amerika yang pernah menjabat sebagai Presiden Amerika. Sehingga bukan tidak mungkin, suatu saat nanti anak-anak Papua bisa menjadi Presiden.
Wawan menyampaikan pembangunan di Papua membutuhkan percepatan dan dikerjakan secara holistik menuju ke arah keadilan sosial di tanah Papua. Upaya ini dilakukan dalam rangka mewujudkan kedaulatan bagi NKRI.
Presiden RI Joko Widodo sebelumnya sempat menegaskan bahwa kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Presiden juga telah memerintahkan seluruh jajaran Kemenhan, TNI dan Polri agar bekerja secara sungguh-sungguh dalam menjaga kedaulatan NKRI dan berdiri paling depan dalam memperkokoh kedaulatan NKRI.
Dalam menjaga kedaulatan NKRI, tentu peran mahasiswa tidak dapat dikesampingkan, karena merekalah yang akan memegang kendali bangsa ini 20 tahun kedepan.
Mahasiswa adalah potensi bagi negara dalam kemajuan bangsa. Peran mahasiswa sangatlah penting dalam mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa. Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi.
Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa tentu memiliki kewajiban dalam menjaga negara dengan baik. Situasi era globalilasi yang semakin tumbuh dan berkembang, menuntut peran aktif mahasiswa dalam menghadapi perubahan segala aspek, menjadi inovator perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa harus pandai menggunakan kesempatan dan peluang yang diberikan.
Para mahasiswa Papua juga harus mengetahui bahwa masih ada kelompok separatis bersenjata Papua di Pegunungan Tengah seperti salah satu contoh peristiwa di Nduga, penyanderaan warga di Timika, tewasnya anggota TNI, kontak tembak dan beragam eksistensi kelompok muda di media sosial.
Berkembangnya isu rasisme dan demonstrasi di berbagai wilayah sampai berkibarnya bendera bintang kejora membuat banyak pihak bertanya bagaimana kedaulatan negara di tanah Papua.
Pada kesempatan berbeda, Korem 172/PWY menggelar seminar sehari dengan tema Jadilah Generasi Muda Kreatif Penentu Masa Depan Bangsa.
Tercatat puluhan mahasiswa dari 16 universitas di Jayapura menghadiri seminar tersebut yang menampilkan pembicara Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan dan Ketua Pemuda Dewan Adat Papua Yan Christian Arebo.
Pada kegiatan seminar tersebut, Danrem menyatakan bahwa kegiatan seminar ini bertujuan untuk meningkatkan dan menumbuhkan rasa kecintaan terhadap tanah air dan menyadari akan peran pentingnya generasi muda (mahasiswa) dalam pembangunan serta untuk lebih memahami ideologi bangsa yaitu Pancasila.
Dirinya mengatakan, bahwa pihaknya ingin memberikan pemahaman tentang apa itu NKRI dan juga menyampaikan tentang bagaimana konflik Papua yang sampai saat ini masih terus diupayakan untuk diselesaikan.
Keberadaan Mahasiswa tersebut tentu diharapkan bisa menjadi salah satu unsur yang akan membantu segala upaya penyelesaian konflik di tanah Papua.
Kedaulatan NKRI di Papua haruslah dibangung di dunia Internasional. Banyaknya pemberitaan miring tentang Indonesia terhadap Orang Asli Papua dan beredarnya berita hoax maupun hate speech terhadap aparat baik TNI dan Polri belum diimbangi dengan narasi positif atas kinerja Pemerintah dalam menangani Papua.
Pada kesempatan berbeda, Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw telah meminta kepada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Cenderawasih Jayapura untuk dapat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Paulus mengingatkan kepada seluruh Mahasiswa untuk dapat mengikuti perkembangan dan situasi yang ada karena konflik Negara – Negara besar untuk saling membantai dan jangan terpengaruh dengan berita-berita hoax yang berkembang.
Para mahasiswa juga harus memahami bahwa kedaulatan Papua sebagai bagian dari NKRI telah berlangsung lama, hal ini dibuktikan dengan kalimat pembuka pidato bung Karno dimana hampir di setiap Pidato Ir Soekarno yang disiarkan melalui RRI, kalimat dari Sabang sampai Merauke amat kerap dikumandangkan sebagai bukti kedaulatan NKRI.
Penting kiranya bagi mahasiswa asal Papua untuk memahami akan pentingnya persatuan dan menjaga kedaulatan NKRI. Apalagi Pemerintah telah memberikan dukungannya dengan adanya otonomi khusus yang menjadikan putra Papua dapat melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi. )* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Solo