26/10/2020 – Masyarakat terus menyampaikan kritik terhadap Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang dipimpin Gatot Nurmantyo dan Din Syamsuddin. Berbagai pihak pun menilai berbagai manuver dan provokasi turut meningkatkan keresehan di masyarakat.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pergerakan Jejaring Nasional Aktivis 98 (PPJNA 98) Abdul Salam Nur Ahmad, mengatakan kehadiran Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) justru malah dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Terlebih melakukan provokasi mosi tidak percaya dan melakukan pembangkangan kepada Pemerintah justru memperkeruh suasana ketertiban nasional.
“Tak sedikit narasi muncul di kalangan simpatisan KAMI adalah bagaimana menyerukan upaya penggulingan pemerintahan Jokowi-Maruf, karena merasa tidak puas dengan hasil Pilpres 2019. Inikan berbahaya bagi bangsa kita,” kata Salam.
Sejumlah elemen masyarakat pun menyatakan keberatannya dengan kemunculan koalisi ini. Selain hanya mengganggu kerukunan antar masyasrakat, juga karena khawatir dijadikan alat politik untuk merebut kekuasaan.
Koordinator Gerakan Masyarakat Magelang Anti Pecah Belah (Germas Mantab), Sudibyo, mengatakan gerakan KAMI memanfaatkan situasi untuk kepentingan politik yang berpotensi memecah belah bangsa. Kehadiran KAMI ditengah masyarakat turut meningkatkan kegelisan warga atas berbagai provokasi yang disuarakan.
“Kami menolak ada pihak-pihak yang memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan pribadi atau kelompok serta kepentingan politik dan menolak siapapun yang mengakibatkan kegaduhan di Kabupaten Magelang sehingga membuat hidup tidak nyaman,” terang Sudibyo.
Ditempat terpisah, elemen masyarakat yang menamakan diri sebagai Surabaya Adalah Kita juga turut menyatakan penolakannya terhadap KAMI. Melalui koordinatornya, Chakti, mereka keberadaan KAMI hanya memicu terpecah belahnya bangsa. Mereka terus melakukan berbagai provokasi untuk merusak kerukunan masyarakat. KAMI bukan gerakan moral melainkan gerakan politik sakit hati. “Keberadaan KAMI Jatim pemecah belah bangsa. KAMI bukan gerakan moral melainkan gerakan makar gerombolan sakit hati,” kata Chakti.