Oleh : Agung Priyatna )*
Penyebaran corona makin ganas. Bahkan ada lonjakan pasien beberapa hari ini. Hal ini membuat banyak orang sedih karena sudah lelah dengan pandemi dan mengharap agar segera berakhir. Seharusnya mereka juga sadar untuk lebih disiplin lagi dalam menjalankan protokol kesehatan, agar tidak ada lagi penularan corona.
Tanggal 20 september 2020 menjadi rekor karena ada 3.989 kasus positif corona di Indonesia. Totalnya ada 244.676 pasien yang terjangkit virus covid-19 di negri ini. Meroketnya jumlah pasien dari 2.000-an ke angka nyaris 4.000-an per hari membuat kita harus makin waspada. Apalagi makin banyak orang tanpa gejala yang ada di lingkungan sekitar.
Sebenarnya apa yang jadi penyebab jumlah pasien melonjak drastis? Pertama, karena ada penambahan frekuensi rapid test di banyak tempat. Semakin banyak tes tentu menjaring banyak orang yang ternyata positif corona. Mereka bisa segera diselamatkan dan mendapat perawatan maksimal.
Penyebab kedua dari meningkatnya jumlah pasien corona adalah kedisiplinan dalam menaati protokol kesehatan yang menurun drastis. Saat awal pandemi, kita selalu pakai masker dan face shield serta mengurung diri di rumah. Namun ketika fase adaptasi kebiasaan baru, mulai ceroboh dengan melepas masker dan melanggar aturan jaga jarak.
Aturan physical distancing banyak dilanggar pasca idul adha beberapa saat lalu, karena dianggap bulan yang baik untuk menikah. Banyak orang tak mengindahkan protokol kesehatan dan mengundang ratusan tamu, padahal seharusnya maksimal 30 orang yang boleh menghadiri akad nikah. Miris sekali karena aturan disepelekan hanya karena gengsi.
Saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberlakukan PSBB tahap 2, tanggal 14 september, maka ada warga yang langsung pulang kampung. Menurut mereka, lebih baik langsung pergi daripada dibatasi pergerakannya. Padahal hal ini juga berbahaya karena bisa jadi mereka adaah OTG yang malah menularkan corona ke keluarganya di kampung.
Jika makin banyak orang yang tidak tertib, kapan pandemi akan selesai? Kita tentu ingin hidup normal seperti dulu, tapi sayang masih malas untuk menerapkan kedisiplinan. Saat dterapkan denda karena tidak pakai masker, aparat dan pemerintah yang disalahkan. Padahal aturan ini demi keselamatan kita sendiri.
Ada cara yang bisa dicoba agar masyarakat tertib menaati protokol kesehatan. Pertama dengan memperbanyak pembagian masker gratis. Untuk anak-anak maka mereka bisa diberi masker dengan gambar tokoh kartun yang disukai. Menurut Dokter Raisa, efektivitas penggunaan masker terjadi saat minimal 70% orang memakainya dalam 1 lingkungan. Jadi masker amat penting.
Yang kedua, jika ada yang jadi orang tanpa gejala atau sudah kena corona dan harus isolasi mandiri, jangan malah dijauhi. Pihak RT dan RW bisa bekerja sama untuk memberi bantuan berupa sembako dan paket makanan, agar ia tak perlu keluar rumah untuk membelinya. Plastik paket makanan cukup ditaruh di pagar rumah. Hal ini bisa mencegah kontak fisik di luar huniannya.
Vaksin corona juga masih dalam tahap percobaan, dan saat ini kita hanya bisa memperkuat imunitas tubuh. Dalam 1 kampung bisa berkolaborasi. Misalnya ketika ada yang memiliki kebun sayur, membagikan sebagian hasilnya ke tetangga yang membutuhkan. Tidak semua orang mampu membeli makanan bergizi, karena banyak pegawai yang gajinya dikurangi akibat efek pandemi.
Jangan pernah lupa untuk menaati protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, membawa hand sanitizer, dan menghindar kerumunan. Kita harus makin waspada karena menurut penelitian WHO, virus covid-19 bisa menular lewat udara yang kotor dan pengap. Jangan pernah turunkan masker saat di luar rumah dan segera mandi keramas saat tiba di rumah.
)* Penulis aktif dalam Gerakan Mahasiswa Jakarta