23/11/2020 – Di wilayah Papua terdapat gerakan separatis seperti OPM dan lainnya yang terus berupaya memisahkan Papua dari bagian integral Indonesia. Mereka ini mengedepankan kekerasan dan berupaya agar Papua bisa merdeka dari Indonesia serta tidak mempunyai masa depan dan hanya akan menambah pembunuhan serta kematian yang merugikan Papua.
Hal ini diutrakan oleh Rohaniawan Franz Magnis Suseno. Dia juga menyebutkan bahwa Papua tidak sama dengan Timor Timur (kini bernama Timor Leste) yang merdeka pada 2002 lalu. Bumi cendrawasih menjadi sah bagian NKRI. Status Papua akan tetap jadi bagian yang sah dan diakui dari Indonesia.
“Yang terus berupaya memisahkan Papua dari Indonesia ini kan tidak paham sejarah. Papua sudah sejak lama menjadi bagian Indonesia. Mereka yang ingin memisahkan ini berafiliasi dengan gerakan separatis. Mereka menggunakan cara-cara kekerasan,” ujar Franz Magnis.
Tokoh Papua, Ramses Ohee, mengatakan semestinya kelompok separatis tidak boleh ada di Papua, karena dapat merusak persatuan dan kesatuan masyarakat. Ramses Ohee bersama dengan Barisan Merah Putih terus memberikan literasi kepada masyarakat untuk menolak kelompok separatis, karena hanya mengancam keutuhan bangsa.
“Kelompok (separatis) tersebut telah memperdaya anak muda Papua sehingga terjadi kekerasan dan kerusuhan di Papua seperti terjadi beberapa waktu yang lalu. Sebaiknya warga Papua tegas menolak mereka,” tegas Ramses Ohee.
Tokoh Muda Papua, Ondo Yanto Eluay, juga sepakat untuk menolak kelompok separatisme di Papua. Ia menilai gerakan separatisme dan aksi demonstrasi yang terus menuntut kemerdekaan Papua ini tidak jelas.
Untuk menguatkan pesan itu, Yanto Eluay telah menginisiasi dan mendirikan Presidium Putra Putri Pejuang Pepera (P5). Menurut dia, P5 dibentuk sebagai bagian dari tanggung jawab moril dari putra putri pejuang Pepera 1969.
“P5 akan dideklarasikan dalam waktu dekat. Bersama para pelaku sejarah dan anak cucunya, kami akan meluruskan sejarah Pepera agar fakta-fakta sejarah tidak lagi dimanipulasi sekelompok orang demi agenda politik mereka, termasuk mereka yang mendukung gerakan Papua merdeka,” ujar Yanto Eluay.