Oleh : Moses Waker)*
Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) berulah lagi dengan melakukan penembakan. Kekejaman mereka membuat masyarakat membenci organisasi separatis ini, karena melakukan serangan dengan ngawur. KKSB juga menghamat pembangunan Papua dan tak ingin daerahnya dimajukan oleh pemerintah pusat.
Kedamaian di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, terusik oleh peristiwa penembakan. KKSB melontarkan peluru ke mobil dinas TNI. Padahal mereka sedang membawa logistik. KKSB licik dengan melakukan penembakan dari jarak jauh (200 meter) dan tak berani face to face dengan aparat.
Danrem 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan menyatakan ada 2 anggota TNI yang jadi korban dalam peristiwa tersebut. Mereka adalah Prada Goesmansyah dan Prada Haldan, yang mengalami luka memar dan pendarahan akibat terkena serpihan pelor. Dua orang itu langsung mendapat pertolongan pertama di RS Oksibil.
Brigjen Izak Pangemanan melanjutkan, penembakan terhadap mobil dinas TNI merupakan pertanda bahwa KKSB menghambat pembangunan di Papua. Karena aparat diterjunkan di Bumi Cendrawasih untuk membantu pemerintah pusat memajukan wilayah sana. Mobil yang ditembak juga berisi logistik yang sangat penting.
Peristiwa lain yang jadi bukti bahwa KKSB menghambat pembangunan di Papua adalah ketika mereka menembaki pekerja Istika Karya yang akan membangun jembatan, tahun 2018. Padahal jembatan itu adalah bagian dari Jalur Trans Papua. Bagaimana bisa mereka anti kemajuan dan tak ingin jalur ini segera selesai?
Padahal banyak warga sipil yang ingin jalur Trans Papua segera diselesaikan, karena bisa mempercepat transportasi dan menghemat waktu. Namun KKSB malah seenaknya sendiri dan tega menembak pekerja yang tidak bersalah. Dalam peristiwa berdarah ini, mereka menunjukkan kekejaman yang tidak bisa ditolerir.
KKSB merasa takut saat Papua maju dan jadi wilayah yang modern, karena mereka merasa dijajah oleh Indonesia. Padahal Papua adalah bagian dari Indonesia, dan mereka malah ngotot untuk mendirikan negara sendiri, yang tidak sah di mata hukum. Karena tidak bisa mendirikan negara di dalam sebuah negara.
Mindset kelompok separatis ini perlu diluruskan, karena mereka masih saja ingin mendeklarasikan Negara Federal Papua Barat. Bagaimana mereka bisa mengatur negara sendiri kalau memanfaatkan fasilitas yang dibangun oleh pemerintah Indonesia, seperti jalan raya? Seharusnya mereka merasa malu.
Jika ada anggota KKSB dan OPM yang ditangkap, maka mereka akan playing victim dan meminta bantuan ke dunia internasional. Padahal negara lain tak akan ikut campur, karena permasalahan ini bukan hak mereka untuk menolong. PBB sekalipun tidak mengakui keabsahan Papua Barat.
KKSB anti kemajuan karena ketika warga sipil makin pintar, maka tak bisa mereka provokasi. Mereka memang selalu membujuk masyarakat di Bumi Cendrawasih untuk lebih memilih bendera bintang kejora daripada merah putih. Padahal masyarakat Papua tidak mau ikut jalan mereka jadi separatis, karena lebih cinta NKRI.
Masyarakat Papua paham bahwa KKSB hanya segelintir separatis yang cari perhatian, dan mereka tak mau terpengaruh olehnya. Mereka juga tak bersimpati karena merasa selama ini KKSB memang selalu mengacaukan keamanan di Papua. Bagaimana bisa gerombolan pembuat onar dituruti kemauannya? Padahal tak pernah memberikan manfaat apa-apa.
Keberadaan KKSB yang meresahkan membuat masyarakat Papua geram. Karena selain anti kemajuan, mereka tak paham bahwa sekarang pemerintahan Presiden Jokowi jauh lebih baik. Namun KKSB merasa bahwa semua pemerintahan presiden sama saja dan menurut mereka merugikan.
Peristiwa penembakan yang dilakukan oleh KKSB menunjukkan bahwa kelompok separatis ini tak mau wilayahnya maju. Karena bisa jadi masyarakat Papua yang makin pintar akan membenci mereka dan paham bahwa selama ini dibohongi. Jangan sampai ada lagi warga sipil yang jadi simpatisan mereka.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua, tinggal di Makassar